top of page
  • Instagram Nutapos - Aplikasi Kasir Kuliner
  • Nutapos - Aplikasi Kasir Kuliner
  • LinkedIn
  • YouTube Nutapos - Aplikasi Kasir Kuliner
  • TikTok Nutapos - Aplikasi Kasir Kuliner
Gambar penulisAnnida Ul

Cara Kerja Barcode Harga: Pengertian, Fungsi, Proses dan Contohnya

Cara kerja barcode harga dan fungsinya dalam transaksi bisnis.
Cara kerja barcode harga dan fungsinya dalam transaksi bisnis.

Pernah melihat garis-garis hitam dan putih pada produk kemasan yang Anda beli? Ya, itulah barcode!


Label ini menyimpan detail produk, termasuk harga, informasi manufaktur, kode batch, dan lainnya.


Bagi pemilik bisnis, barcode bisa sangat membantu dalam mengotomatisasi proses penjualan dan pengelolaan stok.


Dengan satu kali pindai saja, informasi penting produk bisa langsung muncul di sistem kasir atau Point of Sale (POS).


Penasaran bagaimana cara kerja barcode harga? Bagaimana garis-garis tersebut mampu menyimpan begitu banyak data? Pahami penjelasan lengkapnya di sini!

Daftar Isi

Apa Itu Barcode Harga?


Fungsi Barcode Harga Produk dalam Transaksi Bisnis

  1. Mengotomatisasi Proses Transaksi

  2. Mencegah Kesalahan Input Harga

  3. Menghemat Waktu dan Biaya Operasional

  4. Memudahkan Pengelolaan Stok

  5. Meningkatkan Keamanan Data Transaksi


Cara Kerja Barcode Harga, dari Pembuatan sampai Pembacaan

  1. Pembuatan Barcode

  2. Pemindaian Barcode

  3. Cara Kerja Barcode Harga Data Diolah di Sistem Kasir

  4. Penyimpanan dan Pengelolaan Data


Jenis & Contoh Barcode Harga Produk yang Umum di Indonesia

  1. Barcode 1D (Linear Barcode) 

  2. Barcode 2D (Two-Dimensional Barcode)

  3. Kode QR untuk Pembayaran


Kesimpulan

Apa Itu Barcode Harga?

Barcode adalah sebuah simbol visual yang terdiri dari garis-garis hitam dan putih yang bervariasi. Ada juga yang memiliki angka, tergantung jenisnya.


Garis dan angka ini mewakili data tertentu yang dapat dibaca oleh mesin pemindai khusus atau yang sering disebut barcode scanner.


Barcode berfungsi sebagai representasi visual dari informasi yang diperlukan, seperti harga produk, kode produk, atau data inventaris.


Untuk barcode harga, informasi yang terkandung biasanya terkait dengan harga produk dan identifikasi produk itu sendiri.


Fungsi Barcode Harga Produk dalam Transaksi Bisnis

Penggunaan barcode harga memberikan sejumlah fungsi vital dalam berbagai jenis bisnis, terutama yang bergerak di bidang ritel dan distribusi.


Tanpa barcode, proses pengelolaan produk, inventaris, dan transaksi penjualan akan jauh lebih rumit. Di bawah ini adalah beberapa fungsi utama dari barcode harga:


Mengotomatisasi Proses Transaksi

Barcode dapat mempermudah proses transaksi penjualan di kasir, terutama jika bisnis Anda menjual produk kemasan atau barang jadi.


Saat pemindai barcode membaca kode pada produk, sistem kasir otomatis menampilkan informasi tentang produk tersebut, termasuk harga dan jumlah barang. Hal ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan harga secara manual.


Mencegah Kesalahan Input Harga

Sistem input harga manual oleh manusia sangat rentan terhadap kesalahan, apalagi untuk toko yang menjual ratusan produk. 


Nah, barcode harga memastikan bahwa informasi yang dimasukkan ke dalam sistem akurat, sehingga dapat meminimalkan risiko kesalahan.


Menghemat Waktu dan Biaya Operasional

Dengan barcode, transaksi penjualan dapat dilakukan lebih cepat. Ini secara langsung berdampak pada pengurangan waktu yang diperlukan untuk staf Anda memproses pesanan pelanggan.


Selain itu, karena sistem barcode otomatis terintegrasi dengan sistem stok/inventaris, biaya operasional dalam pengelolaan produk juga menjadi lebih rendah.


Memudahkan Pengelolaan Stok

Setiap produk yang memiliki barcode unik bisa dengan mudah dilacak secara otomatis. Ketika produk dijual, jumlah barang yang tersisa di gudang akan langsung berkurang sesuai transaksi yang terjadi.


Hal ini akan mempermudah Anda atau pengelola toko untuk mengetahui kapan harus melakukan restock atau menjual produk lama yang belum laku.


Meningkatkan Keamanan Data Transaksi

Selain data harga produk, ada juga informasi lain seperti jenis barang dan supplier yang tersimpan di barcode harga produk.


Data -data tersebut bertujuan untuk meningkatkan transparansi dalam transaksi dan memperkuat sistem keamanan data dalam bisnis.

Cara kerja barcode harga.

Cara Kerja Barcode Harga, dari Pembuatan sampai Pembacaan

Terdapat empat proses yang menjelaskan bagaimana barcode harga produk bekerja: pembuatan, pencetakan, pemindaian, dan pengolahan data. Ini penjelasannya:


Pembuatan Barcode

Barcode dibuat berdasarkan data produk yang ingin Anda simpan dalam bentuk kode garis. Data tersebut mencakup informasi penting seperti kode produk, harga, dan identifikasi produk lainnya.


Untuk menciptakan barcode, Anda memerlukan aplikasi atau perangkat lunak khusus yang bisa mengonversi data menjadi pola garis yang bisa dibaca oleh pemindai.


Kemudian, pilih jenis barcode yang akan digunakan, apakah itu barcode 1D seperti EAN atau UPC, atau barcode 2D seperti QR Code yang lebih kompleks.


Biasanya, perusahaan atau manufaktur besar mencetak barcode ini langsung pada kemasan produk di pabrik, sementara toko-toko kecil mencetak label barcode sendiri menggunakan printer barcode.


Pemindaian Barcode

Staf tengah memindai barcode di kemasan kardus.
Staf tengah memindai barcode di kemasan kardus.

Cara kerja barcode harga kedua adalah pemindaian barcode. Saat transaksi dilakukan, barcode yang ada pada produk dipindai menggunakan alat pemindai yang bisa membaca pola barcode.


Prosesnya, pemindai mengarahkan sinar cahaya ke barcode dan cahaya tersebut dipantulkan kembali oleh garis-garis putih.


Sementara garis hitam pada barcode akan menyerap cahaya. Perbedaan pantulan dan serapan ini diterjemahkan oleh pemindai menjadi sinyal digital yang dapat diolah oleh sistem komputer atau kasir.


Ada dua jenis pemindai barcode yang umum digunakan, seperti pemindai laser dan pemindai imaging. Pemindai laser hanya bisa membaca barcode linear (1D) karena cara kerjanya yang fokus pada satu garis.


Sedangkan pemindai imaging menggunakan kamera untuk menangkap seluruh kode, sehingga bisa membaca barcode 2D seperti QR Code dengan lebih akurat.


Cara Kerja Barcode Harga Data Diolah di Sistem Kasir

Setelah barcode dipindai, sistem kasir atau Point of Sale (POS) akan menerima data yang terkandung dalam barcode tersebut.


Informasi seperti harga, kode produk, dan deskripsi produk langsung muncul di layar kasir. Sistem ini memproses data yang diterima dari pemindai barcode dan mencocokkannya dengan database produk yang tersimpan dalam sistem.


Penyimpanan dan Pengelolaan Data

Cara kerja barcode harga terakhir adalah penyimpanan dan pengelolaan data. Selain memproses data untuk kebutuhan transaksi, barcode juga berperan penting dalam pengelolaan inventaris dan manajemen bisnis secara keseluruhan.


Data yang terkandung dalam barcode disimpan dalam sistem komputer dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pelacakan stok, analisis penjualan paling laku/tidak laku, merancang promosi, hingga laporan keuangan.


Sistem kasir yang modern umumnya sudah terintegrasi dengan perangkat lunak manajemen stok. Jadi, ketika barcode dipindai dan transaksi penjualan berlangsung, sistem akan langsung memperbarui stok barang secara otomatis.


Jenis & Contoh Barcode Harga Produk yang Umum di Indonesia

Di Indonesia, ada beberapa jenis barcode yang sering digunakan dalam industri ritel dan distribusi. Ini tiga contoh yang paling umum:


Barcode 1D (Linear Barcode) 

Jenis barcode yang pertama adalah yang paling sederhana dan umum ditemukan. Bentuknya terdiri dari garis-garis hitam dan putih yang bervariasi dalam ketebalan.


Contoh paling populer dari barcode 1D adalah UPC (Universal Product Code) dan EAN (European Article Number). Kedua kode ini sering ditemukan pada kemasan produk di supermarket dan toko ritel.


Jika Anda membeli sebungkus mie instan atau sebotol air mineral di minimarket, Anda pasti akan melihat barcode 1D tercetak di bagian belakang kemasan. Pemindai di kasir akan membaca barcode ini untuk menentukan harga dan mencatat transaksi.


Barcode 2D (Two-Dimensional Barcode)

Berbeda dengan barcode 1D, barcode 2D memiliki kemampuan menyimpan lebih banyak data karena menggunakan dua dimensi (horizontal dan vertikal).


Jenis yang paling umum di Indonesia adalah QR Code. QR Code dapat menyimpan informasi yang lebih lengkap seperti deskripsi produk/menu, URL situs web, detail kontak, kupon diskon, sampai cek keaslian produk.


Selain itu, QR Code juga lebih mudah dibaca meskipun posisinya miring atau barcode-nya sedikit rusak.


Kode QR untuk Pembayaran

Sejak beberapa tahun terakhir, kode QR mulai marak digunakan sebagai metode pembayaran digital di Indonesia. Contohnya seperti dompet digital (OVO, GoPay, Shopee Pay, dan Dana).


Kode QR lumrah dipakai oleh bisnis kuliner seperti kafe, restoran, kedai kopi, toko roti, dan lainnya. Pelanggan cukup memindai QR Code yang disediakan oleh merchant menggunakan aplikasi dompet digital dan verifikasi pembayaran.


Selain itu, sistem pembayaran QR juga diadopsi oleh bank-bank besar melalui sistem QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia.


Keunggulan QRIS adalah Anda bisa menerima pembayaran dari dompet digital yang sudah terintegrasi dengan QRIS. Pelanggan cukup pindai satu kode QR yang sama dengan kamera smartphone mereka.


QR Code juga mulai digunakan dalam transaksi parkir dan transportasi publik di Indonesia, bahkan pelaku usaha gorengan. 


Kesimpulan

Demikian penjelasan mengenai teknologi barcode harga. Sistem ini memang telah memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan banyak bisnis di dalam negeri.


Dengan memahami cara kerja barcode harga, bisnis dapat mengotomatisasi proses transaksi, mengurangi kesalahan, dan menghemat biaya operasional.


Di Indonesia, berbagai jenis barcode seperti UPC, EAN, dan QR Code banyak digunakan untuk membantu bisnis agar lebih fleksibel dalam memantau stok dan menerima pembayaran.

Cara kerja barcode harga.

Comments


bottom of page