Punya cafe sendiri merupakan impian banyak orang, apalagi kalau cafe bisa hits dan jadi tempat nongkrong favorit para pelanggan.
Tapi, buat Anda yang masih pemula, mungkin merasa bingung harus mulai dari mana. Memang ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar cafe tidak sekadar buka saja.
Semua butuh persiapan yang matang, mulai dari konsep, lokasi, modal, hingga strategi pemasaran.
Di artikel ini, Nutapos akan bahas semua cara memulai bisnis cafe yang wajib Anda ketahui. Yuk, simak sampai habis!
Daftar Isi
Cara Memulai Bisnis Cafe untuk Pemula
Pilih Konsep dan Lokasi Cafe dengan Melakukan Riset Pasar
Susun Rencana Bisnis dan Pahami Izin Usaha yang Diperlukan
Persiapkan Modal untuk Peralatan Utama dan Dekorasi Interior Cafe
Pertimbangkan Menu Apa Saja yang Ingin Dijual
Rekrut Tim dan Latih Mereka dengan Baik
Uji Coba Operasional (Soft Opening)
Lakukan Aksi Pemasaran Digital/Offline
Buka Cafe secara Resmi dan Bangun Branding yang Konsisten
Apa Itu Bisnis Cafe?
Bisnis cafe adalah jenis usaha di bidang kuliner yang fokus menawarkan beraneka ragam produk, seperti minuman, makanan berat, camilan, dan hidangan penutup.
Berbeda dari restoran, cafe menonjolkan pengalaman nongkrong yang santai dibanding fokus pada makan besar.
Makanya, cafe umum dirancang sebagai tempat untuk bersantai, mengobrol, atau bekerja, dengan suasana yang nyaman dan estetis.
Di Indonesia, usaha cafe sering disalahartikan sebagai kedai kopi. Padahal, keduanya berbeda.
Cafe biasanya memiliki menu yang lebih beragam, sementara kedai kopi lebih fokus menjual berbagai jenis kopi, bisa tanpa makanan pendamping.
Dari segi tempat, cafe biasanya didesain lebih nyaman dan Instagrammable, sedangkan kedai kopi cenderung minimalis atau lebih sederhana.
Cara Memulai Bisnis Cafe untuk Pemula
Buat Anda yang baru mau terjun ke bisnis cafe, pahami dulu cara-caranya di bawah ini!
1. Pilih Konsep dan Lokasi Cafe dengan Melakukan Riset Pasar
Memilih konsep dan lokasi cafe sangat berkaitan dengan riset pasar. Sebab, riset pasar akan membantu Anda memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh calon pelanggan, mulai dari:
Demografi pelanggan, seperti usia, gaya hidup, kebiasaan belanja, dan penghasilan.
Kebutuhan pasar, misalnya tren cafe dan produk di area tersebut.
Kompetitor, untuk melihat apa yang mereka tawarkan dan bagaimana Anda bisa lebih unggul.
Cara melakukan riset pasar bisa Anda coba dengan:
Survei langsung, tanyakan kebutuhan dan preferensi calon pelanggan.
Amati lokasi, perhatikan lalu lintas, aksesibilitas, dan daya tarik area.
Analisis kompetitor, pelajari konsep dan menu mereka.
Ketika data sudah terkumpul, Anda bisa menyesuaikan konsep dan lokasi cafe agar lebih pas dengan selera mereka dan punya daya tarik yang kuat. Misalnya:
Cafe minimalis dekat kampus: Target pasar pekerja atau mahasiswa.
Cafe outdoor dekat perumahan: Cocok untuk keluarga atau komunitas.
Cafe tema unik di pusat kota: Menarik anak muda dan pengguna media sosial.
Cafe dan co-working space di area perkantoran: Untuk pekerja lepas atau startup.
Apabila modal awal terbatas, Anda bisa memilih konsep cafe yang lebih sederhana tanpa dekorasi berlebihan yang memakan biaya.
Kalau Anda sudah punya lokasi duluan, sesuaikan saja konsep dengan karakteristik area tersebut, misalnya cafe outdoor di lokasi yang memiliki pemandangan bagus.
2. Susun Rencana Bisnis dan Pahami Izin Usaha yang Diperlukan
Rencana bisnis adalah dokumen yang menjabarkan ide, strategi, dan langkah operasional untuk mencapai tujuan bisnis Anda.
Panduan ini dibuat agar Anda tidak bingung dalam menjalankan cafe ke depannya. Mulailah dengan menjabarkan apa saja hasil riset pasar sebelumnya, seperti:
Deskripsi Bisnis: Konsep cafe, target pasar, dan keunikan yang ditawarkan.
Rencana Operasional: Lokasi, peralatan, menu, dan jumlah karyawan.
Analisis Pasar: Data tentang pelanggan potensial dan kompetitor.
Proyeksi Keuangan: Modal awal, estimasi biaya operasional, dan target pendapatan.
Strategi Pemasaran: Promosi digital, media sosial, dan event.
Rencana bisnis tak harus langsung lengkap. Yang penting realistis. Pastikan konsep awal, modal, dan target pendapatan yang direncanakan memang masuk akal.
Selain rencana bisnis dalam cara membuka usaha cafe, Anda juga harus paham soal izin usaha yang dibutuhkan. Di Indonesia, izin yang perlu Anda urus ada:
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan): Untuk legalitas usaha.
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak): Untuk perpajakan usaha.
Izin Lokasi dan Izin Lingkungan: Tergantung lokasi usaha.
Izin dari Dinas Kesehatan: Untuk memastikan standar higienis makanan dan minuman.
Jangan sampai cafe bermasalah karena Anda tidak memedulikan hal ini. Jadi, pelajari dulu apa saja syarat dan kewajiban yang berlaku, serta hak usaha Anda.
Tambahan lain kalau cafe Anda punya nama atau logo khusus, daftarkan hak cipta atau mereknya. Supaya orang lain tidak bisa meniru atau klaim merek Anda sebagai milik mereka.
3. Persiapkan Modal Awal dan Biaya Operasional
Setelah rencana dan izin usaha selesai, cara memulai bisnis cafe selanjutnya fokus ke menyiapkan modal.
Modal adalah dana awal yang diperlukan untuk membuka bisnis. Modal ini bisa dari tabungan pribadi, pinjaman bank, investor, atau kerjasama.
Di awal, Anda perlu buat daftar detail apa saja yang harus dibeli atau disewa agar dana tidak bocor entah kemana.
Jangan lupa siapkan dana cadangan untuk hal-hal tak terduga. Rata-rata, modal usaha cafe berkisar antara Rp20 juta – Rp100 juta.
Berikut Nutapos sediakan contoh rincian modal usaha cafe sederhana. Ini hanya perkiraan saja, jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda:
Modal Awal:
Sewa tempat (3 bulan): Rp18.000.000 (lokasi di area perumahan).
Renovasi dan dekorasi: Rp12.000.000 (cat tembok, furnitur meja-kursi, dan dekorasi estetik).
Peralatan utama: Rp20.000.000 (alat kopi, alat masak, kulkas/freezer, dan alat saji).
Stok bahan baku awal: Rp5.000.000 (minuman, makanan berat, dan makanan ringan).
Izin usaha dan utilitas: Rp7.000.000 (Pembuatan SIUP, NPWP, dan instalasi listrik tambahan).
Promosi awal: Rp3.000.000 (iklan media sosial, banner, dan promo soft opening)
Total Modal: Rp65.000.000
Biaya Operasional Bulanan:
Sewa tempat: Rp6.000.000
Bahan baku (re-stock): Rp4.000.000
Gaji karyawan (2 orang): Rp6.000.000
Listrik dan air: Rp2.000.000
Pemasaran lanjutan: Rp1.000.000
Total Biaya: Rp19.000.000
4. Pertimbangkan Menu Apa Saja yang Ingin Dijual dan Harganya
Menu cafe harus disesuaikan dengan konsep dan target pasar Anda. Jangan asal menyediakan banyak menu kalau ternyata tidak diminati calon pelanggan.
Semisal konsep cafe Anda adalah tempat santai untuk keluarga, menunya harus pas untuk semua usia.
Contohnya, sediakan minuman manis seperti milkshake untuk anak-anak, kopi dan teh untuk orang dewasa, serta makanan ringan atau dessert yang bisa dinikmati bersama.
Sebaliknya, jika cafe Anda punya konsep co-working space, menu seperti kopi hitam/seduh manual, teh herbal, dan makanan seperti sandwich/salad akan lebih cocok.
Ingat, cafe berbeda dengan kedai kopi. Cafe biasanya menawarkan menu yang lebih beragam. Tidak hanya fokus pada kopi, tetapi juga makanan yang menunjang pengalaman santai pelanggan.
Setelah menentukan menu, pikirkan juga soal proses produksi. Jangan masukkan menu yang sulit dibuat atau butuh bahan baku mahal jika itu tidak sesuai dengan kemampuan finansial Anda.
Fokus saja dulu pada beberapa menu andalan yang bisa jadi daya tarik utama cafe. Lalu, pertimbangkan margin keuntungan yang ingin dicapai. Cara menentukan harga menu:
Hitung biaya bahan baku per porsi.
Tambahkan biaya operasional (gaji karyawan, listrik, dll).
Pasang margin keuntungan sekitar 30–50%.
Bandingkan dengan harga di area sekitar agar tidak terlalu mahal/murah.
5. Rekrut Tim dan Latih Mereka dengan Baik
Cara memulai bisnis cafe yang kelima adalah merekrut tim dan melatih mereka dengan baik, sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) cafe Anda.
Punya tim yang solid akan memastikan operasional cafe berjalan lancar. Jadi, rekrut karyawan yang punya etos kerja tinggi dan mau belajar.
Anda bisa mulai dengan pasang lowongan kerja di media sosial atau platform cari kerja lokal. Berikan informasi yang jelas soal apa saja kriteria karyawan yang Anda inginkan dan tanggung jawab mereka.
Posisi yang paling penting di awal adalah kasir, barista, dan koki. Kalau cafe Anda masih kecil, 2-3 orang sudah cukup untuk operasional harian.
Setelah merekrut, pastikan tim dilatih dengan baik. Kasir perlu dilatih untuk melayani pelanggan dengan ramah dan sigap.
Barista dan koki harus paham cara membuat minuman/minuman yang cepat dengan rasa yang konsisten.
Kemudian, latih semua karyawan soal kebersihan area kerja dan cara menangani keluhan pelanggan dengan profesional.
Anda juga bisa mengadakan simulasi sebelum cafe buka agar mereka terbiasa dengan tugas masing-masing.
Pastikan pula Anda bisa menjadi pemimpin yang baik dan peduli dengan karyawan cafe. Ciptakan suasana kerja yang nyaman agar setiap orang bisa saling mendukung pekerjaan satu sama lain.
6. Uji Coba Operasional (Soft Opening)
Sebelum buka secara resmi, ada baiknya untuk melakukan soft opening (periode uji coba operasional cafe). Bisa selama 1 hari sampai 1 minggu, tergantung kebutuhan cafe Anda.
Kesempatan ini bisa Anda pakai untuk menemukan kekurangan yang tidak terdeteksi sebelumnya. Perhatikan semua aspek operasional, dari penyajian makanan, pelayanan, hingga respon pelanggan.
Di momen ini, Anda bisa mengundang orang-orang yang bisa memberikan saran dan membantu mempromosikan cafe.
Misalnya, komunitas lokal, pemilik cafe lain, food blogger/influencer micro, dan teman terdekat. Hindari mengundang terlalu banyak orang agar Anda tetap bisa memantau semua aspek operasional.
7. Lakukan Aksi Pemasaran Digital/Offline
Aksi pemasaran merujuk pada langkah-langkah untuk memperkenalkan cafe Anda ke target pelanggan agar mereka tertarik untuk datang.
Media yang digunakan bisa beragam, mulai dari digital (media sosial, iklan online) hingga offline (banner, event lokal).
Jika dana pemasaran Anda terbatas, mulailah dengan pemasaran digital saja karena biayanya lebih terjangkau.
Caranya dengan membuat akun cafe di Instagram, TikTok, Facebook, dan Google Maps. Manfaatkan momen soft opening untuk mengenalkan cafe di platform yang Anda pilih.
Cukup unggah foto atau video terkait suasana cafe, pilihan menu, promo khusus yang ada, dan testimoni pelanggan.
Pastikan konten sesuai dengan konsep cafe dan target pasar Anda. Jika cafe mengusung konsep minimalis, maka gunakan foto atau video dengan nuansa clean dan simpel.
Pemasaran digital sebaiknya jangan berhenti setelah opening. Media sosial cafe harus tetap aktif untuk membangun branding yang mudah dikenali calon pelanggan.
Jadi, sediakan stok konten dan unggah secara berkala, lalu balas pesan atau komentar pengguna media sosial dengan ramah.
Kalau Anda punya dana lebih, gunakan iklan berbayar di media sosial yang sesuai dengan target pasar untuk memaksimalkan jangkauan.
Kesimpulan
Itu dia cara memulai bisnis cafe untuk pemula, mulai dari riset pasar, memilih konsep, hingga uji coba operasional dan pemasaran.
Selalu pastikan pelayanan, menu, dan suasana cafe tetap terjaga kualitasnya. Jangan lupa, promosi juga harus rutin dilakukan, terutama di media sosial.
Semoga tips dan langkah di artikel ini bisa membantu Anda membuka cafe impian. Selamat berproses dan semoga sukses!
Comments