Pemimpin yang baik mampu menentukan arah dan keberlangsungan bisnis, terutama di industri kuliner yang penuh persaingan.
Posisi ini tidak sekadar berurusan dengan memberi perintah atau mengatur orang saja, namun dapat membuat perbedaan besar dalam banyak sisi.
Namun, bagaimana sebenarnya cara menjadi pemimpin yang baik, yang bisa membuat seseorang disegani dan dicintai oleh tim?
Hal apa pula yang bisa Anda lakukan sebagai pemilik bisnis kuliner untuk menginspirasi dan memotivasi karyawan?
Yuk, kita kupas tuntas apa itu pemimpin yang baik, mengapa penting, kriteria, dan bagaimana Anda bisa menjadi salah satunya.
Daftar Isi
Alasan Pentingnya Menjadi Leader yang Baik
Mengurangi Tingkat Turnover
Produktivitas Tim Naik, Kerja Jadi Lebih Lancar
Bisnis Anda Punya Nama Baik Di Mata Pelanggan
Kriteria Pemimpin yang Baik dalam Bisnis Kuliner
Punya Pandangan Jauh ke Depan (Visioner)
Terbuka dan Jujur dalam Berbicara (Komunikatif)
Peduli terhadap Kebutuhan Karyawan (Empati)
Tegas Membuat Keputusan di Waktu yang Sulit
Bisa Dipercaya (Integritas)
Siap Menghadapi Perubahan (Fleksibel)
Bagaimana Cara Menjadi Pemimpin yang Baik untuk Bisnis dan Karyawan Anda?
Siap Mengenali dan Mengoreksi Diri
Mau Mempelajari Teknik, Strategi, dan Tren Baru
Terbuka dengan Umpan Balik, Saran, atau Kritik
Pengertian Pemimpin yang Baik
Pemimpin (leader) merujuk pada individu yang dapat memberikan dampak kepada orang lain melalui tindakannya.
Dalam konteks bisnis, pemimpin memang seorang yang lebih memiliki keterampilan dan kepedulian terhadap kemajuan usaha daripada karyawannya.
Untuk mencapai tujuan bisnis dan menjadi agen perubahan, pemimpin yang baik adalah seorang yang bisa mempengaruhi orang lain tanpa harus memaksa kehendak mereka.
Maka dari itu, dibutuhkan gaya kepemimpinan yang efektif. Joseph C. Rost menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah suatu hubungan yang memerlukan empat elemen krusial:
Hubungan yang didasarkan pada pengaruh.
Pemimpin dan karyawannya aktif terlibat dalam hubungan ini.
Pemimpin dan karyawannya menginginkan perubahan nyata.
Pemimpin dan karyawannya mengembangkan tujuan bersama.
Singkat kata, hubungan pengaruh ini bisa terjadi dari dan ke segala arah, bukan fokus pada hierarki saja (atas ke bawah).
Walaupun posisi pemimpin dan pengikut tidak setara dalam suatu organisasi, kedua belah pihak tetap ingin berkolaborasi untuk mewujudkan tujuan bersama.
Alasan Pentingnya Menjadi Leader yang Baik
Sebelumnya dijelaskan bahwa kepemimpinan adalah hubungan yang fokus pada pengaruh. Mengapa harus demikian?
1. Mengurangi Tingkat Turnover
Tingkat turnover atau pergantian karyawan yang tinggi bisa jadi masalah besar dalam bisnis kuliner.
Selain kehilangan karyawan yang kompeten, Anda juga harus mengeluarkan waktu dan biaya lebih untuk mencari, merekrut, dan melatih karyawan baru.
Menjadi leader yang baik yang kerjaannya tidak hanya memaksakan kehendak bisa membantu mengurangi tingkat turnover ini.
Soalnya, Anda bisa menjaga tingkat kepuasan karyawan dalam pekerjaan mereka. Terlebih lagi, Anda ingin karyawan dapat secara aktif berkolaborasi dan memiliki komitmen untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Produktivitas Tim Naik, Kerja Jadi Lebih Lancar
Siapa yang ingin dipaksa untuk bekerja lebih keras tanpa ada imbalan atau kompensasi yang sepadan? Tentunya, tidak ada.
Maka dari itu, pastikan hubungan Anda dan karyawan berbasis pada pengaruh dengan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan bersinergi.
Esensi dari seorang pemimpin yang baik adalah yang mau memberi contoh, arahan, ekspektasi, dan kompensasi.
Mereka memastikan setiap anggota tim tidak kebingungan dengan kewajiban dan hak mereka, melalui komunikasi yang terbuka dan transparan.
Dengan begitu, masalah yang muncul bisa cepat diatasi dan kerja tim jadi lebih efisien.
3. Bisnis Anda Punya Nama Baik Di Mata Pelanggan
Keberlangsungan bisnis tidak bisa lepas dari reputasi yang tercipta di mata atau persepsi pelanggan.
Leader yang baik berperan besar dalam membangun reputasi positif. Bagaimana bisa?
Mereka mencontohkan bagaimana seharusnya tim bersikap ramah, profesional, dan perhatian kepada pelanggan.
Tim yang terinspirasi akan mengikuti contoh ini, sehingga pengalaman pelanggan Anda menjadi lebih baik.
Pelanggan yang puas dengan kualitas produk dan pelayanan pasti akan kembali dan merekomendasikan bisnis Anda ke orang lain.
Kriteria Pemimpin yang Baik dalam Bisnis Kuliner
Ada enam kriteria atau standar penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, seperti:
1. Punya Pandangan Jauh ke Depan (Visioner)
Pemimpin yang visioner memahami apa ide besar dan tujuan jangka panjang dari bisnis mereka. Namun, ada tahapan strategis berdasarkan riset atau data untuk merealisasikan mimpi besar tersebut.
Anda bisa memulainya dengan memahami kebutuhan konsumen di masa sekarang dan prediksi tren pasar di masa depan.
Sebagai contoh, laporan dari Accelerice and Ravenry menjelaskan bahwa konsumen Indonesia lebih memilih membeli produk makanan yang:
Ramah lingkungan.
Sehat dikomsumsi.
Terlihat modern.
Mudah dibeli melalui platform pengantaran online.
Anda bisa mengintegrasikan tren pasar ini ke dalam pengembangan standar operasional atau produk baru dengan nilai jual yang sesuai.
Contohnya KFC yang membuka gerai baru dengan tema “Naughty by Nature”. Di sini, KFC menekankan pada transparansi pembuatan makanan sehat untuk mendukung perubahan diet pelanggan.
Dengan konsep dapur terbuka, pelanggan bisa langsung menyaksikan bagaimana menu dimasak dan disajikan secara segar.
Desain visual gerai juga berbeda, di mana konsumen bisa menikmani nuansa alam melalui:
Pemilihan warna interior coklat dan hitam.
Kaca jendela yang tinggi (akses ke pemandangan luar).
Banyaknya tanaman hijau di dalam gerai.
2. Terbuka dan Jujur dalam Berbicara (Komunikatif)
Seberapa terbuka dan jujur seorang pemimpin harus berkomunikasi dengan tim? Tingkat keterbukaan ini tergantung pada konteks dan budaya bisnis.
Seorang pemimpin juga perlu memperhatikan apakah karyawan lebih nyaman dengan komunikasi yang terbuka atau tertutup.
Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya dibicarakan dengan tim, seperti:
Visi, misi, dan nilai-nilai yang ditetapkan oleh bisnis.
Strategi dan rencana bisnis kedepannya.
Kinerja yang diharapkan.
Peluang dan tantangan yang dihadapi bisnis.
Perubahan yang akan terjadi.
Kebijakan dan prosedur operasional.
Manfaat dan program untuk karyawan.
Prestasi atau keberhasilan bisnis atau karyawan.
Jujur dan terbuka juga berarti menerima masukan dari karyawan dan pelanggan. Agar komunikasi berjalan dengan lancar, Anda bisa mengadakan pertemuan rutin untuk mendiskusikan hal-hal di atas.
Sebagai contoh, di bawah pemimpin yang baik, Anda ingin menerapkan aplikasi pengantaran dan mengintegrasi berbagai metode pembayaran online.
Pada pertemuan rutin, Anda bisa membahas bagaimana reaksi pelanggan dan performa bisnis setelah ada perubahan tersebut.
Diskusikan juga dengan karyawan area mana yang perlu ditingkatkan atau diubah agar lebih relevan dengan preferensi pelanggan.
Cara ini dapat mendorong karyawan Anda untuk lebih leluasa menyampaikan pendapat. Hasilnya, mereka jadi terlibat secara langsung dengan pencapaian restoran Anda.
Berdasarkan penelitian, karyawan yang memiliki banyak keterlibatan pada keberhasilan bisnis Anda juga cenderung lebih lama bertahan berkat komitmen afektif yang muncul.
3. Peduli terhadap Kebutuhan Karyawan (Empati)
Leader yang baik mau menunjukkan empati mereka dan memperhatikan kesejahteraan karyawannya.
Mereka siap memberikan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan karyawan untuk mengatasi masalah, baik di dalam maupun di luar pekerjaan.
Untuk menunjukkan hal ini, seorang pemimpin perlu menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu. Dengan cara menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan dan memberikan solusi yang tepat.
Contoh kecilnya, anggap Anda memiliki karyawan yang tinggal jauh dari lokasi kerja. Terkadang, dia tidak sempat untuk sarapan.
Anda bisa menyediakan santapan ringan untuk makan pagi atau makan siang gratis. Hal ini tentu akan membantu karyawan Anda untuk menghemat uang dan waktu.
Selain membuat karyawan merasa lebih dihargai dan didukung, contoh kecil ini juga dapat membuat mereka tetap fokus dan produktif.
Menyediakan tempat istirahat khusus yang nyaman untuk beristirahat selama jam kerja juga bisa Anda lakukan.
Intinya, pastikan karyawan Anda memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka (work-life balance).
4. Tegas Membuat Keputusan di Waktu yang Sulit
Seorang leader yang baik harus tegas membuat keputusan di waktu yang sulit, tanpa ragu-ragu.
Keputusan ini pun diharapkan memiliki dampak positif terhadap operasional harian dan kesuksesan bisnis dalam jangka panjang.
Banyak pemilik UMKM di bidang kuliner yang sering menghadapi berbagai situasi sulit, contohnya:
Karyawan tidak disiplin.
Karyawan tidak terampil dalam memberikan pelayanan.
Kasir ketahuan melakukan kecurangan.
Tingkat penjualan menurun akibat tren dan selera yang berubah.
Pelanggan komplain karena kualitas rasa yang berkurang/berbeda.
Kafe atau restoran sepi di luar jam makan siang.
Untuk mengatasinya, Anda perlu membuat keputusan yang tepat dan tegas sesuai dengan akar permasalahan, seperti:
Memberlakukan sistem absensi berbasis fingerprint/foto untuk mengurangi kebocoran jam kerja.
Mengadakan pelatihan customer service secara intensif dan berkala.
Memasang CCTV dan sistem POS untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Menonjolkan keunikan atau spesialisasi menu yang tidak dimiliki oleh pesaing dan didasari oleh selera pelanggan.
Memberikan pelatihan ulang guna memastikan standar kualitas makanan terpenuhi dan konsisten.
Membuat menu camilan atau minuman khusus baru untuk menarik pelanggan di antara waktu makan.
Terkadang, tidak semua karyawan setuju dengan peraturan, kebijakan, atau peraturan baru. Namun, apabila Anda sudah yakin hal tersebut dapat menutup rapat celah dalam bisnis, lakukan saja.
5. Bisa Dipercaya (Integritas)
Integritas berarti seorang pemimpin sangat menjaga konsistensi antara ucapan dan perbuatannya. Integritas ini bisa jadi fondasi untuk membangun kepercayaan dan rasa hormat karyawan.
Ketika karyawan percaya pada pemimpinnya, mereka lebih termotivasi untuk bekerja keras, berkolaborasi dengan baik, dan mencapai tujuan bersama.
Bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik agar pemilik bisnis kuliner dapat membangun kepercayaan dan integritas tersebut?
Membayar gaji karyawan tepat waktu dan menghargai kontribusi/pencapaian mereka.
Bertanggung jawab dalam menyediakan bahan baku yang berkualitas, sehat, dan aman dikonsumsi.
Bertanggung jawab atas hasil dari tindakannya sendiri, bukan menyalahkan orang lain.
Menjaga kerahasiaan informasi karyawan yang sensitif atau personal.
Bersikap adil dan objektif dalam menangani konflik atau keluhan dari karyawan/pelanggan.
Memegang teguh etika dalam berbisnis, sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku.
Selain membangun kepercayaan, tindakan baik yang Anda lakukan juga dapat mendorong karyawan untuk melakukan hal yang sama. Hasilnya, lingkungan kerja yang transparan dan harmonis bisa tercipta.
6. Siap Menghadapi Perubahan (Fleksibel)
Industri kuliner penuh dengan perubahan: tren baru, selera konsumen yang terus berkembang, persaingan ketat, dan faktor krisis ekonomi atau pandemi.
Leader yang baik harus selalu sedia beradaptasi dengan perubahan yang ada dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
Pasalnya, keputusan tersebut bisa menentukan kesuksesan atau kegagalan bisnis untuk bertahan.
Seorang pemimpin juga harus memiliki informasi lengkap dan akurat, serta mampu menganalisis risiko dan manfaat sebelum suatu keputusan ditetapkan.
Misalnya, Anda memiliki sebuah warung makan sederhana di pinggir jalan. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, omzet warung menurun drastis karena:
Banyak warung makan baru yang muncul di lokasi bisnis dengan menu lebih beragam dan harga lebih murah.
Naiknya harga bahan baku, sehingga keuntungan semakin tipis.
Tidak menggunakan platform online untuk promosi, sehingga tidak banyak yang mengetahui keberadaan warung.
Sebagai pemilik bisnis, Anda harus jeli dalam melihat peluang dan tantangan seperti ini.
Setelahnya, diperlukan beberapa perubahan untuk kembali meningkatkan penjualan, contohnya:
Merekrut seorang chef baru untuk meningkatkan kualitas masakan.
Menurunkan harga beberapa menu yang populer.
Membuat akun media sosial untuk melakukan promosi online.
Bekerja sama dengan platform pengantaran online.
Bagaimana Cara Menjadi Pemimpin yang Baik untuk Bisnis dan Karyawan Anda?
Sebelumnya telah dibahas sedikit-sedikit, apa saja kriteria dan contoh aksi yang umumnya dilakukan oleh seorang pemimpin.
Selanjutnya Nutapos akan membahas cara untuk mentransformasikan diri Anda menjadi seorang pemimpin yang disegani dan dicintai karyawan.
1. Siap Mengenali dan Mengoreksi Diri
Seorang pemimpin memang memiliki keahlian dan kepedulian lebih terhadap usahanya. Namun, bukan berarti dirinya akan selalu benar dan jadi yang paling tahu.
Pemikiran ini penting untuk dimiliki sebagai cara menjadi pemimpin yang baik dan disegani, agar Anda bisa mengenali apa saja kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
Mungkin Anda hebat dalam mengelola keuangan restoran dan mengembangkan produk baru, tetapi kurang mengerti bagaimana menangani keluhan pelanggan dan pemasaran.
Jadi, jujur saja pada diri sendiri. Tanyakan, “Apakah saya sering mendengar masukan dari staf atau pelanggan? Apakah saya terbuka terhadap kritik atau perubahan tren?”
Setelah menyadari kekurangan, langkah selanjutnya adalah mengoreksi diri. Ini bisa dilakukan dengan beberapa cara:
Lakukan evaluasi rutin terhadap performa bisnis. Cek review pelanggan di platform online dan adakan meeting dengan staf untuk mendengar langsung masukan mereka.
Investasikan waktu dan uang untuk mengikuti pelatihan atau workshop yang dibutuhkan, seperti manajemen karyawan atau kursus tentang inovasi kuliner.
Selain itu, dengan memahami hal ini, Anda jadi lebih leluasa mendelegasikan tugas kepada staf dan mendorong mereka untuk berkontribusi memajukan bisnis.
2. Mau Mempelajari Teknik, Strategi, dan Tren Baru
Dunia bisnis kuliner itu dinamis. Apa yang sukses di hari kemarin belum tentu akan sesuai untuk keesokan harinya.
Maka dari itu, cara menjadi pemimpin yang baik selanjutnya, Anda perlu terus belajar dan mengembangkan keahlian diri.
Contohnya seperti ikut kursus, up-to-date dengan tren industri atau teknologi, dan diskusi dengan pemilik bisnis kuliner yang Anda kagumi.
Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman Anda. Prosesnya mungkin terlihat menakutkan.
Namun dengan terus beradaptasi, Anda akan mengerti bagaimana cara paling pas untuk
mengimplementasikan hal baru ini.
Berikut Nutapos rangkum beberapa teknik, strategi, dan tren yang relevan dengan industri kuliner di Indonesia:
Semakin banyak konsumen yang tertarik pada bahan pangan nabati karena alasan kesehatan dan peduli lingkungan.
Maraknya pembuatan resep makanan fusion yang inovatif, memadukan ciri khas makanan dari dua atau lebih budaya.
Integrasi teknologi dengan sistem pesan-antar makanan online, pembayaran cashless, kode QR, dan program loyalitas pelanggan online.
Penekanan pada praktik produksi yang berkelanjutan, seperti menggunakan kemasan ramah lingkungan.
Untuk mendukung upaya pemasaran di media sosial, banyak UKM telah menggunakan chatbot berbasis AI, berkolaborasi dengan influencer mikro, dan membuat video berdurasi pendek.
Jika Anda tertarik untuk mencari lebih banyak informasi baru, Anda bisa akses situs web wikiwirausaha.id. Platform kolaborasi ini dibuat oleh KADIN Indonesia untuk membantu semua sektor UMKM.
Anda bisa mengakses berbagai program pelatihan, permodalan dan bahan baku, edukasi perizinan, pengelolaan keuangan, dan masih banyak lagi.
3. Terbuka dengan Umpan Balik, Saran, atau Kritik
Perselisihan dan perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah terjadi dalam konteks bisnis.
Sebagai cara menjadi leader yang baik dan tegas, Anda jangan sampai alergi dengan umpan balik, saran, atau kritik. Ketiga hal ini kadang terasa menyakitkan, tetapi sebenarnya sangat berharga.
Jadi, dengarkan terlebih dahulu dengan seksama apa yang ingin disampaikan oleh karyawan atau pelanggan.
Diskusikan hal ini dengan seluruh anggota tim Anda dan evaluasi apakah ada area yang bisa diperbaiki.
Siapa tahu, masukan dari mereka bisa lebih efektif menyelesaikan masalah yang muncul. Ingat, tim yang solid dibangun atas dasar komunikasi dua arah, bukan dari atas ke bawah.
Ketika Anda memberi ruang bagi anggota tim untuk menyampaikan saran dan kritik, mereka akan merasa dihargai dan lebih nyaman untuk bekerja sama dengan Anda.
Kesimpulan
Cara menjadi pemimpin yang baik dalam bisnis kuliner tidak hanya tentang memberi perintah.
Anda perlu menjadi seorang yang visioner, komunikatif, empati, pengambil keputusan yang tepat, memiliki integritas, dan fleksibel.
Dengan memahami dan menerapkan kriteria ini, Anda dapat menciptakan:
Lingkungan kerja yang positif.
Mengurangi turnover.
Meningkatkan produktivitas.
Membangun reputasi bisnis yang solid.
Karyawan yang merasa dihargai dan didukung akan lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik.
Hasilnya, bisnis Anda dapat terus berkembang dan menghadapi segala tantangan dengan percaya diri.
Commenti